Mengapa Charger HP Android Kadang Tak Cocok untuk Perangkat Lain?

Kenapa charger hp Android tidak bisa digunakan untuk perangkat lain?

Alasan utama mengapa charger HP Android tidak dapat digunakan untuk perangkat lain adalah perbedaan standar pengisian daya yang diterapkan oleh masing-masing produsen. Tiap produsen sering kali menerapkan protokol pengisian daya khusus yang tidak kompatibel dengan perangkat dari merek lain, menyebabkan ketidaksesuaian saat mencoba menggunakan charger yang berbeda. Selain itu, faktor lain seperti bentuk fisik konektor dan perbedaan tegangan listrik dapat mempengaruhi kinerja dan keamanan saat charger tersebut diaplikasikan pada perangkat yang tidak sesuai.

Perbedaan konektor

Setiap perangkat memiliki jenis konektor yang berbeda, seperti USB-C, Micro USB, atau Lightning yang digunakan oleh perangkat Apple seperti iPhone 14. Charger dengan konektor tertentu hanya kompatibel dengan perangkat yang mendukung jenis tersebut. Misalnya, charger USB-C digunakan oleh perangkat Android modern seperti Samsung Galaxy S23, sedangkan charger Micro USB umum pada perangkat lebih lama seperti Nokia Lumia 520.

Selain itu, ada juga perbedaan dalam spesifikasi arus (amper) dan voltase (volt) yang bisa mempengaruhi efisiensi pengisian daya. Charger dengan output 18W biasanya lebih efektif untuk pengisian cepat pada smartphone seperti OnePlus 9. Oleh karena itu, penggunaan charger yang salah bisa berdampak pada kinerja dan umur perangkat, seperti mengurangi daya tahan baterai pada perangkat iPhone jika menggunakan charger dengan spesifikasi yang tidak sesuai.

Ada juga: Kenapa hp Android tidak bisa mengisi daya dengan charger lain?

Kesesuaian voltase

Charger hp Android dirancang dengan spesifikasi voltase tertentu agar sesuai dengan kebutuhan daya perangkat, seperti charger milik Samsung Galaxy S21 yang biasanya memiliki output 25W dan voltase 9V. Perbedaan voltase dapat menyebabkan overvoltage atau undervoltage pada perangkat lain, merusak komponen internal.

Misalnya, charger 5V untuk hp Android seperti charger Google Pixel mungkin tidak cocok untuk perangkat lain yang membutuhkan voltase berbeda seperti 9V atau 12V pada perangkat seperti Huawei P40 Pro yang mendukung pengisian cepat. Akibatnya, penggunaan charger yang tidak sesuai berpotensi membahayakan keselamatan dan kinerja perangkat, misalnya dapat mengakibatkan kerusakan pada baterai atau bahkan kebakaran pada perangkat.

Baca juga: Kenapa hp Android kadang tidak mengenakan charger standar?

Kapasitas arus tidak sesuai

Charger hp Android, seperti yang diproduksi oleh berbagai merek seperti Samsung dan Xiaomi, seringkali memiliki kapasitas arus yang berbeda-beda, misalnya 1A, 2A, atau bahkan 3A untuk model tertentu. Setiap perangkat dirancang dengan spesifikasi arus optimal masing-masing, contohnya Samsung Galaxy S21 yang mendukung fast charging dengan arus hingga 25W (5A).

Jika menggunakan charger dengan kapasitas arus yang lebih rendah, seperti charger 1A untuk perangkat yang mendukung 3A, proses pengisian akan sangat lambat atau bahkan terhenti. Di sisi lain, charger dengan arus terlalu tinggi, seperti charger 45W untuk ponsel yang hanya mendukung 18W, berpotensi merusak komponen internal perangkat yang sensitif, seperti baterai Lithium Polymer yang dapat mengalami penurunan umur pakai akibat overcharging.

Cek juga: Kenapa hp Android tidak mengenali charger asli?

Kompatibilitas chipset

Kompatibilitas chipset menjadi faktor utama dalam penggunaan charger hp Android, contohnya Qualcomm Snapdragon atau MediaTek. Setiap perangkat memiliki spesifikasi chipset tertentu yang mempengaruhi arus (ampere) dan voltase (volt) yang diperlukan. Charger dengan output tidak sesuai, misalnya Charger 5V/2A untuk perangkat yang memerlukan 9V/2A, dapat menyebabkan masalah seperti overvoltage (tegangan berlebih) atau undercurrent (arus yang kurang).

Meskipun charger terlihat sama, seperti Samsung Adaptive Fast Charging dan charger standar, perbedaan dalam IC pengatur daya dapat mengakibatkan kegagalan pengisian. Charger yang tidak kompatibel bisa merusak port pengisian pada perangkat, seperti port USB-C di Google Pixel atau port Lightning di iPhone, sehingga mempengaruhi pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Tulisan lain: Kenapa charger hp Android seringkali cepat rusak?

Dukungan protokol pengisian cepat

Charger hp Android biasanya menggunakan protokol pengisian cepat seperti Qualcomm Quick Charge atau USB Power Delivery. Protokol ini menentukan arus dan voltase yang spesifik untuk setiap perangkat, sehingga tidak kompatibel dengan charger atau perangkat lain. Misalnya, charger dengan dukungan Quick Charge 3.0, seperti yang digunakan pada perangkat Samsung Galaxy S21, dapat mengalirkan daya lebih tinggi, hingga 18W, dibandingkan charger standar yang hanya menghasilkan 5W. Hal ini membuatnya tidak aman untuk perangkat yang tidak mendukung teknologi tersebut, seperti smartphone yang lebih tua atau tidak memiliki fitur pengisian cepat.

Keselarasan protokol sangat penting agar perangkat dapat terisi dengan aman dan efisien, serta menghindari kerusakan pada baterai atau komponen lain. Misalnya, jika pengisi daya dengan USB Power Delivery digunakan pada ponsel yang tidak mendukungnya, seperti Xiaomi Redmi 8, dapat menyebabkan pengisian yang sangat lambat atau bahkan kerusakan jangka panjang pada port pengisian.

Pelajari juga: Kenapa hp Android tidak mau mengisi daya dengan charger yang lain?

Kondisi kabel rusak

Kondisi kabel rusak dapat menyebabkan arus listrik tidak stabil saat pengisian daya, seperti yang sering terjadi pada kabel charger dari merk Samsung, misalnya Galaxy S series. Kabel yang sudah aus atau terputus sering kali menghadirkan resistensi yang tinggi, yang dapat mengakibatkan pengisian daya menjadi sangat lambat, dan bahkan tidak sama sekali.

Hal ini bisa menyebabkan voltase yang dikirimkan tidak sesuai standar yang dibutuhkan perangkat lain, seperti iPhone dari Apple, yang memerlukan voltase spesifik dari kabel Lightning-nya. Jika menggunakan charger yang kabelnya rusak, perangkat lain seperti tablet atau smartphone dapat mengalami kerusakan pada komponen internalnya, termasuk baterai atau port pengisian yang dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang mahal.

Kami juga menulis: Kenapa kepala charger hp Android sering panas?

Pengaturan perangkat

Setiap perangkat memiliki pengaturan daya dan voltase yang berbeda, termasuk hp Android, seperti Samsung Galaxy S23 atau Xiaomi Redmi Note 12, dan perangkat lain. Charger hp Android umumnya dirancang untuk output spesifik, seperti 5V/2A pada charger standar, yang mungkin tidak kompatibel dengan perangkat lain, seperti charger untuk laptop yang bisa mencapai 20V/5A. Jika suatu perangkat, misalnya perangkat tablet yang membutuhkan voltase atau amper yang lebih tinggi, bisa menyebabkan kerusakan pada baterai atau komponen internal.

Fitur seperti Quick Charge yang ditemukan pada perangkat seperti OnePlus 9 dan Power Delivery yang sering digunakan pada iPhone 13 juga menambah kompleksitas dalam pengaturan pengisian daya antar perangkat. Teknologi ini memungkinkan pengisian daya yang lebih cepat, tetapi juga memerlukan charger dan kabel yang sesuai untuk mencegah masalah kompatibilitas yang dapat merusak perangkat.

Mungking berminat: Kenapa ada bunyi ketika charger hp Android dihubungkan?

Pembatasan produsen

Pembatasan produsen menjadi faktor utama kenapa charger hp Android, seperti Samsung Galaxy atau Xiaomi, tidak bisa digunakan untuk perangkat lain. Setiap produsen merancang charger dengan spesifikasi voltage (misalnya 5V untuk pengisian standar) dan amperage tertentu (seperti 2A atau 3A untuk pengisian cepat). Selain itu, di dalam kabel sering terdapat protokol komunikasi seperti USB Power Delivery (yang umum di perangkat Apple) atau Qualcomm Quick Charge (sering digunakan di smartphone dari brand seperti OnePlus) yang spesifik untuk masing-masing brand.

Karena itu, penggunaan charger yang tidak sesuai bisa menyebabkan kerusakan atau pengisian yang tidak efisien. Sebagai contoh, menggunakan charger dari smartphone Huawei pada perangkat Oppo bisa mengakibatkan pengisian yang lambat dan berpotensi merusak komponen pengisian pada perangkat tersebut.

Baca ini: Kenapa charger hp Android tidak kompatibel dengan tipe lain?

Kerusakan port pengisian

Kerusakan pada port pengisian, seperti yang sering terjadi pada smartphone model iPhone 12, dapat mengakibatkan aliran listrik yang tidak stabil. Hal ini bisa merusak komponen internal perangkat lain, seperti IC pengontrol daya, jika charger tersebut digunakan.

Port USB-C yang sudah aus pada smartphone Android, misalnya Samsung Galaxy S21, dapat menyebabkan hubungan singkat saat pengisian. Jadi, penggunaan charger yang tidak kompatibel, seperti charger pihak ketiga yang tidak bersertifikasi, bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada perangkat, seperti rusaknya baterai atau motherboard.

Terkait: Kenapa kabel charger hp Android cepat putus?

Masalah perangkat lunak

Masalah perangkat lunak seringkali mengakibatkan kompatibilitas charger hp Android yang terbatas, misalnya pada perangkat seperti Samsung Galaxy S21 dan charger Samsung Adaptive Fast Charging. Firmware di dalam charger dan perangkat Android dirancang dengan protokol pengisian tertentu, seperti Quick Charge 3.0 yang banyak digunakan pada banyak smartphone dari merek seperti Xiaomi dan juga Power Delivery yang diadopsi oleh perangkat Google Pixel.

Jika perangkat lain, seperti charger generic yang tidak mendukung standar tersebut, maka proses pengisian daya tidak dapat berlangsung secara efisien. Kesalahan dalam pengaturan perangkat lunak, seperti bug di dalam sistem operasi Android 11 pada beberapa ponsel OnePlus, juga dapat menyebabkan pengenalan perangkat yang salah, sehingga charger tidak berfungsi dengan semestinya.

Pelajari juga: Kenapa charger hp Android mengeluarkan percikan ketika dicolok?


Author 4
Author 4

Author 4

Leave a Reply

Your email address will not be published.