Kenapa hp Android memerlukan lebih banyak waktu untuk satu persen terakhir?
Pengisian daya pada perangkat Android kerap kali dihadapkan dengan penurunan kecepatan saat mencapai persentase akhir, umumnya untuk melindungi kesehatan baterai. Hal ini dilakukan oleh sistem manajemen daya yang cerdas untuk mencegah risiko overcharging dan pengurangan umur pakai baterai. Faktor lain yang memengaruhi adalah algoritma pengisian daya yang kompleks, yang dirancang untuk menyeimbangkan kecepatan dan keamanan pengisian pada tahap-tahap akhir.
Kalibrasi baterai.
Kalibrasi baterai di smartphone Android, seperti Samsung Galaxy S22 atau Xiaomi Redmi Note 11, seringkali menjadi penyebab mengapa satu persen terakhir memerlukan waktu lebih lama. Proses ini melibatkan pengukuran level daya yang akurat oleh sistem perangkat, terutama ketika baterai sudah mengalami siklus pengisian dan pengosongan yang banyak, misalnya lebih dari 500 siklus pada baterai Lithium Ion yang umum digunakan di smartphone saat ini.
Ketika pengukuran tidak akurat, perangkat seperti Google Pixel 6 akan kesulitan dalam menentukan sisa daya yang sebenarnya, sehingga pengisian terakhir terasa lebih lama. Dengan kalibrasi yang tepat, sistem akan mampu mengoptimalkan manajemen energi dan mempercepat proses pengisian, sehingga memperpendek waktu yang diperlukan untuk mencapai 100 persen, contohnya dari dua jam menjadi hanya 30 menit pada charger cepat seperti Oppo SuperVOOC.
Ada juga: Kenapa hp Android sering panas saat dicharge?
Pengaturan daya.
Sebelum
Saat pengisian daya, pengaturan daya pada hp Android berperan penting dalam proses ini. Sebagian besar smartphone menggunakan sistem pengelolaan daya yang cerdas untuk mengoptimalkan pengisian, jadi pada satu persen terakhir, arus listrik dikurangi untuk mencegah overheating. Proses ini mengandalkan algoritma yang menganalisis kapasitas baterai dan cicilan energi yang diterima. Akibatnya, pengguna sering kali merasakan delay yang signifikan saat mencapai 100 persen.
Sesudah
Saat pengisian daya, pengaturan daya pada hp Android, misalnya Samsung Galaxy S23, berperan penting dalam proses ini. Sebagian besar smartphone, seperti Xiaomi Mi 13, menggunakan sistem pengelolaan daya yang cerdas untuk mengoptimalkan pengisian, jadi pada satu persen terakhir, arus listrik dikurangi untuk mencegah overheating, seperti yang terjadi pada baterai Lithium Polymer. Proses ini mengandalkan algoritma yang menganalisis kapasitas baterai dan cicilan energi yang diterima, mirip dengan sistem yang digunakan pada Google Pixel 7. Akibatnya, pengguna sering kali merasakan delay yang signifikan saat mencapai 100 persen, yang dapat membuat pengguna menunggu lebih lama sebelum dapat menggunakan perangkat mereka secara penuh.
Info lain: Kenapa hp Android tidak merespon saat di-charge?
Kondisi baterai.
Kondisi baterai pada hp Android sangat berpengaruh terhadap pengisian daya, misalnya pada perangkat seperti Samsung Galaxy S23 atau Xiaomi Mi 13. Pada saat baterai mendekati 100% (pada sekitar 80-100% pada banyak model), proses pengisian otomatis beralih dari fast charging (pengisian cepat dengan daya tinggi, seperti 25W pada Vivo V21) ke trickle charging (pengisian lambat yang menjaga elemen baterai dalam kondisi optimal).
Alasan terjadinya fenomena ini adalah untuk mencegah overheating (suatu kondisi di mana suhu baterai bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celsius) dan memperpanjang umur baterai lithium-ion (seperti yang digunakan pada iPhone 14). Ketidakstabilan dalam sel baterai (misalnya, kerusakan fisik atau pengurangan kapasitas) juga dapat menyebabkan fluktuasi efisiensi pada saat pengisian, mengakibatkan pengisian yang lebih lambat atau bahkan tidak efektif pada smartphone tertentu.
Baca ini: Kenapa hp Android boros daya meski tidak dipakai?
Optimalisasi sistem.
Optimalisasi sistem pada hp Android, seperti Samsung Galaxy S23, melibatkan manajemen penggunaan energi yang kompleks. Ketika baterai, misalnya jenis Lithium Polymer yang umum digunakan di smartphone, mendekati level kritis (di bawah 15%), algoritma pengaturan daya aktif untuk memperpanjang umur baterai. Proses ini termasuk pengurangan kecerahan, yang dapat mengatur brightness hingga 10% pada model tersebut, penonaktifan aplikasi background, seperti Facebook atau Instagram yang terus berjalan, dan penyesuaian frekuensi CPU, misalnya menurunkan kecepatan dari 2.8 GHz menjadi 1.8 GHz pada prosesor Qualcomm Snapdragon 8 Gen 2.
Semua ini menyebabkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pengisian satu persen terakhir, yang bisa memakan waktu hingga 30 menit lebih lama dibandingkan dalam kondisi baterai yang lebih penuh.
Pelajari juga: Kenapa hp Android cepat panas saat bermain game?
Penggunaan aplikasi.
Penggunaan aplikasi memengaruhi kecepatan pengisian baterai pada hp Android, seperti Samsung Galaxy S23, yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi bawaan. Ketika aplikasi berjalan di latar belakang, misalnya aplikasi streaming seperti Netflix atau sosial media seperti Instagram, mereka memerlukan daya lebih banyak, sehingga mengurangi laju pengisian.
Proses seperti penyesuaian suhu dan manajemen daya turut memperlambat pengisian saat mendekati 100 persen. Selain itu, saat perangkat Android seperti Google Pixel 7 mencapai level akhir pengisian, sistem harus melakukan kalibrasi dengan sensor baterai untuk memastikan kesehatan baterai yang optimal, agar dapat mempertahankan kapasitas baterai dalam jangka panjang.
Cek ini: Kenapa hp Android mengalami penurunan daya yang cepat?
Suhu perangkat.
Suhu perangkat berperan besar dalam kinerja baterai, misalnya pada smartphone seperti Samsung Galaxy S23. Ketika suhu meningkat, terutama di atas 40 derajat Celsius, internal proteksi baterai yang berbahan Lithium Polymer aktif. Hal ini akan mengurangi arus yang mengalir, menyebabkan pengisian lambat, yang dapat terasa saat menggunakan charger cepat seperti 45W dari Oppo.
Temperatur rendah juga dapat menyebabkan reaksi kimia di dalam sel baterai, seperti pada sel baterai yang digunakan di iPhone 14, terhambat, sehingga proses pengisian terkendala. Misalnya, suhu di bawah 0 derajat Celsius dapat memperlambat kemampuan baterai untuk menerima pengisian, yang bisa mengakibatkan pengisian yang sangat lambat atau bahkan terhenti.
Cek ini: Kenapa hp Android tidak bisa fast charging?
Kualitas charger.
Kualitas charger sangat mempengaruhi kecepatan pengisian daya handphone, seperti charger dari merek Anker yang terkenal dengan efisiensi tinggi. Charger dengan output rendah, misalnya charger standar 5W yang biasanya disertakan dengan perangkat entry-level, dapat menyebabkan arus yang dihasilkan tidak stabil, sehingga pengisian menjadi tidak efisien.
Di sisi lain, charger berkualitas tinggi, contohnya charger Qualcomm Quick Charge 3.0 atau Samsung Super Fast Charging, biasanya dilengkapi dengan teknologi fast charging yang mendukung pengisian cepat. Namun, saat mendekati 100%, pengisian melambat untuk melindungi baterai. Proses ini melibatkan pengendalian suhu dan pengisian arus yang lebih rendah untuk mencegah over-voltage, sehingga satu persen terakhir pada pengisian baterai dari ponsel seperti iPhone 14 Pro memerlukan waktu lebih lama dibandingkan saat menggunakan charger standar.
Baca ini: Kenapa hp Android tidak bisa dihidupkan walau sudah di-charge lama?
Kesalahan perangkat lunak.
Kesalahan perangkat lunak sering menjadi penyebab utama mengapa hp Android seperti Samsung Galaxy S21 memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pengisian daya, terutama pada satu persen terakhir. Algoritma manajemen daya, seperti yang digunakan di MIUI pada perangkat Xiaomi, bisa mengalami bug yang membuat sistem tidak dapat menghitung sisa daya dengan akurat.
Selain itu, aplikasi latar belakang yang tidak dioptimalkan, seperti game berat atau aplikasi streaming, dapat menguras baterai, mengganggu proses pengisian. Fungsi kalibrasi baterai juga dapat terganggu, sehingga pengisian tidak sesuai dengan spesifikasi pabrikan, misalnya standar pengisian cepat yang diterapkan oleh OnePlus melalui Warp Charge sehingga performa pengisian terasa lebih lambat saat terjadi masalah perangkat lunak.
Terkait: Kenapa hp Android lambat mengisi daya setelah update OS?
Latensi pengisian.
Ketika mendekati 100% pengisian, latensi pengisian meningkat karena sistem manajemen baterai, seperti pada iPhone atau Samsung Galaxy, mulai menerapkan algoritma pengisian pelan. Proses ini melibatkan pengurangan arus masuk untuk menghindari overheating dan memperpanjang umur baterai, khususnya pada model-model seperti iPhone 13 atau Samsung Galaxy S21. Sebagian besar charger modern, seperti charger 20W dari Apple atau Super Fast Charging dari Samsung, menggunakan teknologi PD (Power Delivery) yang mengoptimalkan pengiriman daya secara dinamis. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu persen terakhir menjadi lebih lama dibandingkan dengan pengisian awal, di mana pengisian dari 0% hingga 80% bisa berlangsung cepat, tetapi sisa 20% terakhir membutuhkan lebih banyak waktu.
Ada juga: Kenapa hp Android perlu restart saat tidak mengisi daya?
Kapasitas penyimpanan.
Satu persen terakhir yang diisi pada hp Android, seperti Samsung Galaxy S23, bisa lebih lama karena adanya algoritma pengisian yang kompleks, termasuk fitur Adaptive Charging. Kapasitas penyimpanan internal, misalnya 128GB atau 256GB pada model seperti Google Pixel 7, berpengaruh besar terhadap efisiensi manajemen daya.
Saat kapasitas mendekati penuh, pengisian daya pada perangkat seperti Xiaomi Redmi Note 11 memerlukan lebih banyak waktu agar dapat menjaga keseimbangan sel baterai. Oleh karena itu, proses pengisian terakselerasi saat hampir mencapai 100 persen menjadi lebih lambat, terutama pada teknologi pengisian cepat dengan daya maksimum 67W yang dimiliki oleh OnePlus 10 Pro.
Lihat juga: Kenapa hp Android retreat saat mengisi daya?
Leave a Reply
Your email address will not be published.